![]() |
Suasana panas terjadi di kantor Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, soal distribusi bantuan pemerintah yang tidak adil, Kamis (17/4/2025). Istimewa/hastara.id |
MEDAN, HASTARA.ID — Sejumlah warga mendatangi lurah gegara kepala lingkungan (kepling) yang tidak adil. Kepling dituding membuat kegaduhan antarwarga yang tidak mendapatkan bantuan pemerintah, Kamis 17 April 2025.
Warga yang datang didampingi praktisi hukum Siti Junaida SH MKn, ke Lurah Kampung Baru Razak meminta agar bersikap tegas terhadap kelakuan Kepling 18, Ningsih.
"Pak lurah harus paham ini semua masalah kepling yang menimbulkan. Ini akibat kepling tidak adil. Warga Lingkungan 18 jadi ribut ini. Pak lurah kan sudah mengetahui persoalannya, bukan baru kali ini saja. Kepling tidak mampu menciptakan situasi aman dan kondusif. Dia tak adil dengan bantuan pemerintah ke warganya," ujar Siti Junaida.
Ia meminta agar Lurah Razak memperbaiki situasi warga Lingkungan 18 yang tidak nyaman belakangan ini akibat sikap Kepling Ningsih yang tidak adil.
"Warga miskin yang benar-benar membutuhkan bantuan dari pemerintah tak mendapatkan, tetapi warga yang punya usaha bengkel dan rumah sewa selalu mendapatkan. Contoh warga bernama Nurhayati Damanik, punya bengkel dan rumah sewa. Tolong pak lurah perbaiki, bisa lihat langsung ke lokasi," tegasnya.
Lurah Razak didampingi staf Syarief dan Kepling 18 Ningsih tak banyak bicara menghadapi warga. Siti yang sedikit emosi karena dianggap membela warga miskin, berencana melaporkan persoalan ini ke Wali Kota Rico Waas.
"Lihat dalam perwal, kan jelas kepling tidak mampu menciptakan ketentraman di warga. Ini aturan yang harus dijalani kepling, dia telah melakukan kesalahan, membuat warga gaduh karena bantuan tak adil. Pendataan warga penerima bantuan dijadikan mainan kepling. Bisa pidana ini, nama saya dibawa-bawa warga yang pro kepling, ini saya akan laporkan ke wali kota," ujarnya.
Razak mengatakan kondisi yang sebenarnya terhadap warga penerima bantuan dari pemerintah. Ia berjanji akan mengecek langsung kondisi warga di Lingkungan 18 yang merasa tidak mendapatkan keadilan dari Kepling Ningsih.
"Kami sudah melakukan pendataan beberapa bulan terakhir. Saat ini sedang ada peralihan sistem pada aplikasi untuk meng-upload data. Ada 35 nama yang sudah kami degradasi untuk diganti dengan yang lain. Dan sudah kami laporkan ke Dinsos, tetapi sampai saat ini belum ada perubahan. Sejak November 2024 sudah kami usulkan degradasi 35 nama penerima bantuan. Kita masih menunggu dari Dinsos juga," ungkapnya.
Razak meminta agar warga yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk bersabar, sekaligus memberikan data yang sesuai dengan persyaratan kepada kepala lingkungan atau bisa langsung datang ke kantor lurah.
"Tolong nanti datanya dikasih ke kami untuk di-upload, tetapi sabar ya lagi ada peralihan dari sistem lama ke baru. Ini nanti juga kepling jangan lagi yang aneh-aneh. Jangan begitu sikap kepada warga, perhatikan warganya dengan adil dan jangan lagi ada ribut-ribut di lingkungan," tegas dia.
Siti Junaida Hasibuan yang melihat Kepling 18 Ningsih terdiam pun kembali mengingatkan lurah untuk bertindak tegas.
"Saya mengingatkan ke pak lurah, agar Kepling Ningsih jangan terlalu dilindungi kali jika berbuat salah. Aturan hukum sudah jelas berlalu yang salah tetap salah, jangan dianggapnya warga bisa sesukanya diperlakukan seperti ini," katanya.
Staf Kelurahan Kampung Baru, Syarief, mengakui data warga yang mendapatkan bantuan dari pemerintah diperolehnya dari Kepling 18 Ningsih.
"Semua data warga yang di-upload dan mendapatkan bantuan pemerintah itu memang dari kepling, dan itu sudah sejak dari awal," katanya. (rel)